Selasa, 25 Oktober 2011

Termasuk kesalahan di dalam shalat adalah ketika membaca tasyahud dengan lafadz ..assalamu`alaika ayyuhannabiy...

Termasuk kesalahan di dalam shalat adalah ketika membaca tasyahud dengan lafadz ..assalamu`alaika ayyuhannabiy...

Al-Bukhari meriwayatkan dalam kitab Shahihnya, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Maka jika salah seorang dari kalian mengerjakan shalat, hendaklah ia mengucapkan ... assalamu`alaika ayyuhannabiyyu warah matullahi wabarakatuh...(HR. Bukhari II/311)

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: Telah disebutkan di dalam sebagian riwayat adanya perubahan kata ganti pada diri Rasulullah saw. Ada yang menerangkan bahwa kata ganti yang digunakan adalah dengan kata ganti orang kedua, hal ini dilafadzkan dalam kata `alaika, namun ketika Rasulullah wafat, ternyata tidak lagi menggunakan kata ganti orang kedua.

Disebutkan di dalam Shahih Bukhari pada kitab Al-Isti`dzan XI/56 nomor 6265 sebuah riwayat dari jalur Abu Ma`mar, dari Ibnu Mas`ud setelah menyebutkan hadits tentang doa tasyahud, dia berkata: Sedangkan Nabi saw sedang berada di tengah-tengah kami, ketika telapak tanganku dilepas, kamipun berkata assalam, ya`ni assalamu`alanabiy.

Sedangkan Abu `Uwanah meriwayatkan dalam kitab shahihnya, kemudian diriwayatkan juga oleh As-Siraj, Al-Jauzaqi, Abu Nu`aim Ashbahani dan Al-Baihaqi dari beberapa jalur periwayatan yang bersambung pada Abu Nu`aim guru Al-Bukhari dengan redaksi sebagai berikut: Ketika telapak tanganku dilepas, kami berkata `as salam `alan nabiy`. Dalam redaksi ini tanpa menyebutkan ya`ni (maksudnya). Begitu juga diriwayatkan oleh Abu Syaibah dari Abu Nu`aim.

Imam As-Subki dalam kitab Syarhul Minhaj setelah memaparkan riwayat dari Abu `Uwanah, menyatakan: Jika ucapan itu benar dari para sahabat, hal itu menunjukkan bahwa penggunaan kata ganti `ka` (pada `alaika) tidak wajib diucapkan karena cukup mengucapkan assalamu`alan nabiyy`. Saya (Ibnu Hajar) berkata: Kesahihan hadits ini tidak perlu diragukan lagi, selain itu saya juga menemukan riwayat lain yang menguatkan hadits ini.

Abdur Razzaq berkata: Kami diberi kabar oleh Ibn Juraij, aku diberi kabar oleh `Atha bahwa sahabat Rasulullah saw dulu mengatakan assalamu `alaika ayyuhan nabiy ketika beliau masih hidup. Namun setelah beliau wafat, para sahabat mengatakan as salam `alan nabiy, sanad hadits ini shahih. (Fathul Bary II/314, perkataan Ibnu Hajar ini telah dinukil dan disepakati oleh bebarapa ulama diantaranya Al-Qasthallani, Az-Zarqani, Al-Lakuni dan lain sebagainya)

Ibnu Hajar juga berkata: Yang jelas, para sahabat dulu mengatakan assalam `alaika ayyuhan nabiy, yakni dengan kata `alaika ketika beliau masih hidup. Sedangkan setelah Rasululah saw wafat, mereka tidak lagi menyebutkan dengan lafadz seperti itu, namun yang mereka ucapkan adalah assalamu `alan nabiy. (Fathul Bary XI/56)

Syaikh Al-Bany dalam Kitab Sifat Shalat Nabi menjelaskan tentang riwayat doa tasyahud dari Ibnu Mas`ud: Lafadz Ibnu Mas`ud yang berbunyi assalamu `alan nabiyy, oleh para sahabat, semua diucapkan dengan lafadz assalamu`alaika ayyuhan nabiy dalam tasyahud ketika Nabi masih hidup. Ketika beliau sudah wafat lafadz tersebut mereka ganti dengan: assalamu`alan nabiy. Tentunya lafadz ini dipergunakan oleh para sahabat berdasarkan persetujuan dari Nabi. Hal ini diperkuat oleh riwayat bahwa `Aisyah mengajarkan lafadz tersebut kepada para sahabat ketika membaca tasyahud, yaitu bacaan assalamu`alan nabiy (dalam HR.Siraj dalam Musnadnya (9/1/2) dan Mukhallash dalam kitab Al-Fawaid (11/54/1) dengan sanad shahih)

Referensi:
1. Qoulul Mubin fii Akhthail Mushalin, Syaikh Mashur Hasan Salman
2. Sifat Shalat Nabi, Syaikh Al-Bany

0 komentar:

Posting Komentar